Lambar.Rajapos.idMiris sekali Warga Lingkungan Selipas Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balikbukit Lampung barat (Lambar) hidup dibawah garis kemiskinan.
Keluarga Tugiman (41) Tinggal di Sebuah Rumah Kecil berukuran kurang lebih 3 meter x 4 meter yang berdinding belahan bambu (pelupuh) dan berlantai tanah.
Rumah Tugiman Tampak dari Luar.
Bisa anda bayangkan betapa Sedihnya keluarga Tugiman jika Hujan lebat dan Dinginnya Angin Malam, Tugiman pun Mengakui jika Hujan Lebat dan maka Air hujan Pun Masuk semua.
Tugiman tinggal bersama istri dan seorang anaknya yang masih duduk dibangku kelas 2 SD.
Yang melatarbelakangi mirisnya kehidupan tugiman adalah karena Tugiman sedang mengalami Sakit Lumpuh kaki dan tidak bisa berjalan apalagi bekerja.
Kondisi kaki Tugiman saat ini Mengecil dan tidak bisa bergerak dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Otomatis Istri Tugiman, Sarinah yang menjadi Tulang Punggung menghidupi kelurganya dan hanya bisa bekerja sebagai buruh tani yang tidak pasti ia dapatkan setiap harinya.
Komunikasi Wartawan Online (KWO) Lampung Barat (Lambar) Lampung mendengar kondisi tersebut melakukan kegiatan simpati dan menyerahkan sedikit bantuan sembako kepada Tugiman, Jumat (13/4) sore.
Empat perwakilan KWO didampingi Sekretaris Kelurahan (Seklur) Way Mengaku, Mezi Ardiyansah menyerahkan bantuan yang dikemas dalam bhaktisosial itu dengan tujuan bisa meringankan beban keluarga tersebut.
Menurut perwakilan KWO, Wirda Yuli, mengatakan bantuan tersebut dimaksudkan untuk meringankan beban Tugiman yang mengalami kelumpuhan sejak setahun terakhir.
Dikatakan, KWO menggelar bhkatisosial itu sebagai ujud kemanusia, utamanya kepada jeluarga kurang mampu.
"Pak Tugiman itu kan yang kerja istrinya, Sarinah (34) sebagai buruh tani. Dari mata pencarian yang tak menentu itu Sarinah memenuhi kebutuhan sehari-hari suaminya dan sang anak yang masih berumur delapan tahun," kata Wirda.
Wirda berharap dengan bantuan sembako tersebut mampu meringankan beban kebutuhan Sarinah.
"Ini bantuan kemanusian semoga mampu sedikit meringankan beban kebutugan keluarga Tugiman," tandasnya.
Sementara, Sarinah mengatakan dirinya bekerja serabutan, kebanyakan sebagai buruh tani. Penghasilan tak menentu karna tidak setiap hari ada yang membutuhkan tenaga ataupun jasa saya..
"Kalau pas ada yang nyuruh upahnya Rp40 ribu per hari. Tapi kadang ya gak ada yang mau ngupahin (membutuhkan jasanya). Dari itulah untuk membiayai sekolah anak dan makan sehari-hari," katanya.
Sarinah mengucapkan terimakasih atas perhatian sosial KWO. saya merasa terbantu.
"Terimamasih bantuannya mas," ujar dia.
Hasil pantauan media di lapangan keluarga Tugiman mendirikan bangunan yang berdinding bambu. Tampak sudah lapuk dimakan usia.
Saat perwakilan KWO menyerahkan bantuan, Tugiman hanya duduk didampingi sang anak yangmasih duduk di bangku sekolah dasar kelas II.
Sementara itu, Mezi mengatakan pihak kelurahan telah mengupayakan agar keluarga tukiman mendapat bantuan sosial dari pemerintah, seperti Rastra dan PKH.
"Alhamdulillah sejak Februari lalu keluarga Tugiman ini sudah mendapat Rastra dan PKH," kata seklur way mengaku.
Kini pihaknya tengah mengupayakan bansos laiinya yang diajukan ke Dinas Sosial Lambar.Tim/wwn
[13/4 17:44] Wawan Liwa: Miris Warga Selipas Kelurahan way mengaku Butuh perhatian dari pemerintah setahun Lumpuh
0 Comments