Lampung Barat-Rajapos.co.id-Sikap Kepala Sekolah SMPN 1 Suoh, yang dinilai telah melecehkan dan mengecilkan Kapasitas media online sangat di sesalkan oleh Persatuan Guru Nusantara (PERGUNTARA) Provinsi Lampung. terlebih yang bersangkutan merupakan salah seorang kepala sekolah dan merupakan seorang ASN, dilingkup Dinas Pendidikan Lampung Barat.
“Peran serta media onlene mempunyai posisi dan peran yang strategis dalam mewujudkan pembangunan diwilayah Lampung dan Lampung Barat, arus inpormasi yang cepat serta jelasnya pertanggung jawaban dan berbadan hukum yang tentunya dapat menyokong Laju EKOSOSBUD yang beragam dibumi lampung terlebih didunia pendidikan”,Jelas ketua Perguntara Lampung Ahmad Nurcholis Kepada awak media online pada jumat (5/04).
Pihaknya juga mempertanyakan di zaman sekarang kok masih ada Kepala sekolah Dilampung Barat yang tidak paham dengan Pers, khususnya media online (Cyber) yang bisa tayang perdetik, dan bisa dinikmati pembaca dalam telepon gengaman Android dan jenis Smart phone lainya.
"Perlu diingatkan jabatan kepala sekolah hanyalah amanah dan titipan tolonglah hargai Insan pers, jangan mentang mentang jadi kepala sekolah terus arogan sama media onlene, sampai menuding media onlene siapa yang membaca" ucapnya.
Selaku Kepala Sekolah yang seyogyanya Guru juga yang mengemban amanah mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amademen UUD 1945 terlebih sekolah dan Kepseknya,selain itu ASN seharusnya punya sikap dan suri tauladan yang baik dan dapat dicontoh oleh murid,kalangan staf dan guru serta lingkungan sekitar.
"Ya untuk pemerintah Lambar, disarankan untuk mengevaluasi Kepala sekolah itu, jangan sampai Hubungan harmonis Pemkab Lambar dan insan pers terhalang karena satu oknum Asn,Era Digitalisasi perlu dihormati propesi yang lainya"pintanya.
Kejadian bermula saat Salah seorang Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 1 SUOH, Rahmad seolah mengejek kehadiran media Online di Kabupaten Lampung Barat.
Pasalnya saat wartawan salah satu media online,menghubungi pejabat di salah satu sekolah itu, untuk konfirmasi terkait kegiatan sekolah terutama kesiapan Ujian Nasional (UN), namun dengan congkaknya Rahmad menanyakan media tersebut media apa.
"Media mu ini media apa, yang dibaca orang itu media cetak (Koran), kalau Online itu tidak bisa dibaca siapa yang mau membacanya, ada-ada saja kamu. Kalau memang kamu punya koran bawak kesini biar kami baca, kalau Online tidak ada yang baca," kata Rahmad dengan nada mengejek.
Meskipun wartawan dari salah satu media online telah menjelaskannya dengan santai, tetapi kepsek tersebut tetap acuh dan tidak menggubris keterangan yang di jelaskan. Bahkan dengan sombongnya Rahmad mematikan vonsel-nya saat wartawan meyakinkan media-nya.(*wwn)
0 Comments